Banyak masyarakat Indonesia memilih Jepang menjadi tujuan wisata untuk mengisi liburan. Selain terkenal dengan destinasi wisata bunga sakuranya, Jepang juga dikenal karena masyarakatnya mempunyai budaya disiplin yang tinggi dan kebersihan yang sangat terjaga. Kedua hal tersebut tercemin dalam kehidupan sehari-hari warganya.
Pastinya sangat berbeda dengan kondisi di tanah air kita. Oleh karenanya, saat Anda berkunjung ke Jepang harus bisa menyesuaikan dengan kondisi setempat. Seperti pribahasa yang mengatakan “di mana bumi dipijak, di situlah langit dijunjung". Jangan membawa atau melakukan kebiasaan di tanah air yang mungkin sangat di larang di Jepang.
Ada beberapa peraturan dan kebiasaan yang harus dipatuhi saat Anda berkunjung ke Jepang. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa etika yang wajib Anda perhatikan saat berkunjung ke Jepang.
1. Aturan makan dan minum.
Secara umum orang Jepang tidak melakukan makan atau minum sambil berjalan, baik di jalanan umum ataupun di dalam kereta komuter yang ramai. Aturan ini bukan karena tidak santun, namun lebih penting dari itu karena bisa mengganggu orang lain, bahkan bisa menimbulkan musibah atau gangguan lainnya.
2. Berbicara di dalam transportasi umum.
Saat berkunjung ke Jepang Anda tak disarankan untuk berbicara keras di dalam kereta api atai transport umum lainnya karena akan mengganggu orang lain. Selain itu juga termasuk menggunakan ponsel.
Sudah biasa bagi orang untuk turun di halte berikutnya untuk menerima telepon daripada menghadapi kemarahan dari sesama penumpang. Orang Jepang cenderung kurang vokal dan ekspresif saat di depan umum, maka jangan terlalu banyak bicara kala di transportasi umum.
3. Etika menggunakan sumpit
Etika menggunakan sumpit yang boleh dilakukan diantaranya, Anda dapat meletakkan sumpit di atas sandaran sumpit saat Anda tidak makan, gunakan sumpit Anda sebanyak mungkin dan hindari menggunakan jari Anda.
Pastinya sangat berbeda dengan kondisi di tanah air kita. Oleh karenanya, saat Anda berkunjung ke Jepang harus bisa menyesuaikan dengan kondisi setempat. Seperti pribahasa yang mengatakan “di mana bumi dipijak, di situlah langit dijunjung". Jangan membawa atau melakukan kebiasaan di tanah air yang mungkin sangat di larang di Jepang.
Ada beberapa peraturan dan kebiasaan yang harus dipatuhi saat Anda berkunjung ke Jepang. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa etika yang wajib Anda perhatikan saat berkunjung ke Jepang.
1. Aturan makan dan minum.
Secara umum orang Jepang tidak melakukan makan atau minum sambil berjalan, baik di jalanan umum ataupun di dalam kereta komuter yang ramai. Aturan ini bukan karena tidak santun, namun lebih penting dari itu karena bisa mengganggu orang lain, bahkan bisa menimbulkan musibah atau gangguan lainnya.
2. Berbicara di dalam transportasi umum.
Saat berkunjung ke Jepang Anda tak disarankan untuk berbicara keras di dalam kereta api atai transport umum lainnya karena akan mengganggu orang lain. Selain itu juga termasuk menggunakan ponsel.
Sudah biasa bagi orang untuk turun di halte berikutnya untuk menerima telepon daripada menghadapi kemarahan dari sesama penumpang. Orang Jepang cenderung kurang vokal dan ekspresif saat di depan umum, maka jangan terlalu banyak bicara kala di transportasi umum.
3. Etika menggunakan sumpit
Etika menggunakan sumpit yang boleh dilakukan diantaranya, Anda dapat meletakkan sumpit di atas sandaran sumpit saat Anda tidak makan, gunakan sumpit Anda sebanyak mungkin dan hindari menggunakan jari Anda.
![]() |
Image : pixabay.com |
Sedangkan etika larangan menggunakan sumpit, diantaranya adalah mengutak-atik atau bermain-main dengan sumpit Anda, jangan memberikan makanan dari sumpit ke sumpit (gerakan ini mengingatkan pada pemakaman tradisional Buddhis, ketika tulang-tulang mendiang dibawa di antara sumpit upacara anggota keluarga). Selain itu, jangan menancapkan sumpit Anda secara vertikal di nasi Anda. Hal ini mengingatkan orang akan membakar dupa untuk keluarga atau teman yang meninggal dunia.
4. Mengumbar kemesraan di depan umum
Meski hal ini berubah dengan generasi muda, orang Jepang cenderung sedikit konservatif dalam hal kontak fisik atau menunjukkan kasih sayang di depan umum. Teman biasanya tidak berciuman atau berpelukan saat bertemu, dan berjabat tangan bukanlah hal yang biasa.
Hal-hal cenderung mencair setelah minum dan bernyanyi karaoke dengan teman dan kolega Anda. Namun, pada awalnya, bersikap rendah hati adalah hal yang penting saat bertemu orang baru.
5. Memberi tip bukan hal yang biasa.
Masyarakat Jepang terkenal disiplin dan anti suap, maka memberi tip bukanlah praktik umum di Negara ini. Restoran atau penyedia layanan lainnya biasanya akan memiliki biaya tambahan yang ditetapkan oleh pendirian mereka dalam tagihan.
Jika Anda merasa perlu memberikan sejumlah uang kepada keluarga tempat tinggal Anda atau memberi tip kepada pelayan yang sangat membantu di akomodasi Anda, masukkan uang itu ke dalam amplop terlebih dahulu, memberikan tip langsung ke tangan seseorang adalah perilaku yang tidak sopan.
6. Memakai nampan
Banyak toko akan menyediakan nampan kecil untuk menaruh uang saat membayar suatu barang, daripada menyerahkannya langsung ke kasir. Jika Anda melihat nampan seperti itu, pastikan untuk memasukkan uang ke dalamnya, karena mengabaikannya agak tidak sopan.
Juga, kebanyakan orang membayar dengan uang tunai dan beberapa tempat menerima kartu kredit selain "superstore" atau restoran dan hotel mahal. Selalu pastikan untuk membawa uang tunai yang cukup untuk menutupi pengeluaran Anda.
7. Etika membuang sampah
Masyarakat Jepang memperhatikan sampah yang mereka buang. Ada beberapa kategori sampah yang dibedakan di Jepang, misalnya sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, selain membuang sampah pada tempat sampah, jika berkunjung ke Jepang Anda harus membuangnya ke tempat sampah sesuai kategori sampah yang akan Anda buang. Misalnya sampah plastik dibuang di tempat sampah khusus plastik.
Selain itu terdapat jadwal pembuangan sampah yang berbeda-beda di setiap daerah. Oleh karena itu setiap pemilik rumah harus membuang sampah dengan kategori tertentu pada hari tertentu pula, misalnya sampah plastik diangkut oleh petugas pada hari Senin dan seterusnya.
Masyarakat Jepang juga terbiasa membawa kantung sampah sendiri. Sehingga bila di perjalanan dan tidak menemukan ada tong sampah, mereka akan menyimpan sampah tersebut di kantung sampah terlebih dahulu dan ditaruh di tas.
8. Etika menyeberang
Setiap orang harus menyeberang di tempat yang sudah ditentukan, yakni zebra cross. Di setiap zebra cross biasanya ada lampu khusus menyeberang. Ikutilah tanda dari lampu tersebut. Meskipun jalanan kosong dan lampu tanda menyeberang masih merah, jangan sekali-sekali nekat melanggar. Karena di setiap sudut kota biasanya ada kamera CCTV dan Anda akan dianggap melanggar peraturan.
9. Etika di dalam transportasi umum
Ketika sedang menaiki transportasi umum di Indonesia, sering kali kita bisa mendengar orang lain yang tengah mengobrol. Hal tersebut tidak akan Anda temui di Jepang, karena ada peraturan untuk tidak membuat gaduh di dalam transportasi umum.
Ada baiknya pula Anda mengaktifkan mode silent pada telepon genggam Anda dan jangan mengangkat telepon pada saat menaiki transportasi umum. Kabarnya peraturan ini dibuat untuk menghormati para orang tua yang terkadang membutuhkan suasana tenang.
10. Etika pada saat di tangga jalan atau eskalator
Tak hanya etika menyeberang, Jepang juga menerapkan peraturan penggunaan tangga jalan atau eskalator. Ketika Anda berada di wilayah Kanto (Tokyo), Anda diwajibkan untuk berdiri di di sebelah kiri. Sementara itu, sebelah kanan digunakan untuk menyalip atau yang sedang terburu-buru.
Hal ini berbeda ketika Anda berada di Osaka. Di Osaka, Anda harus berdiri di sebelah kanan pada saat di eskalator. Sedangkan bagian kiri digunakan untuk menyalip atau sedang terburu-buru.
11. Dilarang menyentuh bunga Sakura
Bunga sakura hanya mekar selama dua minggu dalam tiap tahunnya. Oleh karena itu, orang Jepang sangat menghargai dan mengagumi bunga Sakura. Salah satu cara orang Jepang untuk menghargai bunga sakura adalah dengan tidak menyentuhnya atau mematahkan tangkai dan batang dari pohon Sakura. Bila Anda melanggar peraturan ini, siap-siap Anda akan masuk ke beberapa media di Jepang.
12. Membereskan alat makan di tempat makan umum
Di Indonesia yang hampir semua restoran dan warung makan mempunyai karyawan atau pelayan yang akan membersihkan alat makan dan sisa makan setelah pelanggan menyelesaikan santapannya.
Berbeda dengan hal itu, di Jepang terutama di kedai makanan ramen dan udon, kantin, atau makanan cepat saji, tidak ada pelayan atau karyawan yang membereskan alat makan. Jadi pelanggan harus membereskan sendiri sisa makan dan alat makan. Buang sisa makan di tempat sampah yang tersedia. Sementara baki dan peralatan makan ditaruh di tempat khusus untuk alat makan yang sudah dipakai.
Itulah beberapa etika yang berlaku di Jepang, ada baiknya Anda pelajari dahulu sebelum melakukan kunjungan ke Jepang. Tentunya Anda tak ingin malu di negeri orang bukan?
Ketika sedang menaiki transportasi umum di Indonesia, sering kali kita bisa mendengar orang lain yang tengah mengobrol. Hal tersebut tidak akan Anda temui di Jepang, karena ada peraturan untuk tidak membuat gaduh di dalam transportasi umum.
Ada baiknya pula Anda mengaktifkan mode silent pada telepon genggam Anda dan jangan mengangkat telepon pada saat menaiki transportasi umum. Kabarnya peraturan ini dibuat untuk menghormati para orang tua yang terkadang membutuhkan suasana tenang.
10. Etika pada saat di tangga jalan atau eskalator
Tak hanya etika menyeberang, Jepang juga menerapkan peraturan penggunaan tangga jalan atau eskalator. Ketika Anda berada di wilayah Kanto (Tokyo), Anda diwajibkan untuk berdiri di di sebelah kiri. Sementara itu, sebelah kanan digunakan untuk menyalip atau yang sedang terburu-buru.
Hal ini berbeda ketika Anda berada di Osaka. Di Osaka, Anda harus berdiri di sebelah kanan pada saat di eskalator. Sedangkan bagian kiri digunakan untuk menyalip atau sedang terburu-buru.
11. Dilarang menyentuh bunga Sakura
Bunga sakura hanya mekar selama dua minggu dalam tiap tahunnya. Oleh karena itu, orang Jepang sangat menghargai dan mengagumi bunga Sakura. Salah satu cara orang Jepang untuk menghargai bunga sakura adalah dengan tidak menyentuhnya atau mematahkan tangkai dan batang dari pohon Sakura. Bila Anda melanggar peraturan ini, siap-siap Anda akan masuk ke beberapa media di Jepang.
12. Membereskan alat makan di tempat makan umum
Di Indonesia yang hampir semua restoran dan warung makan mempunyai karyawan atau pelayan yang akan membersihkan alat makan dan sisa makan setelah pelanggan menyelesaikan santapannya.
Berbeda dengan hal itu, di Jepang terutama di kedai makanan ramen dan udon, kantin, atau makanan cepat saji, tidak ada pelayan atau karyawan yang membereskan alat makan. Jadi pelanggan harus membereskan sendiri sisa makan dan alat makan. Buang sisa makan di tempat sampah yang tersedia. Sementara baki dan peralatan makan ditaruh di tempat khusus untuk alat makan yang sudah dipakai.
Itulah beberapa etika yang berlaku di Jepang, ada baiknya Anda pelajari dahulu sebelum melakukan kunjungan ke Jepang. Tentunya Anda tak ingin malu di negeri orang bukan?
Posting Komentar
Posting Komentar